Minggu, 14 September 2008

Ada Apa DenganMu Sobat ...

Siang itu aku berniat menyerahkan sesuatu ke kantor suami. Tampak beberapa orang sibuk di koridor. Ada Apa? Seorang lelaki ditandu keluar, ada apa begitu tanyaku pada satpam. “Sakit bu, mau diantar ke RS” begitu jawab Satpam singkat dan berlalu masuk ke dalam lift. Akhirnya informasi tentang lelaki yang ditandu datang dari cleaning service yang sama-sama dalam lift naik. Itu Pak Men, bu. Tadi sakit dadanya terus lemas …..

Dalam benakku terbayang seseorang dengan nyeri di dada. Gejala awal sakit jatung? Pak Men rasanya masih sangat muda, rasanya mungkin baru berumur 30-an, memang agak lebih gemuk. Mungkinkah?

Penyakit Jantung pada umumnya menyerang orang-orang yang berumur di atas 40 tahun, namun akhir-akhir ini mulai banyak eksekutif muda di bawah 40 tahun yang terserang. Para ahli kesehatan hal tersebut disebabkan pola hidup dan pola makan yang kurang baik. Misalnya: konsumsi makanan berlemak, yang mengandung kolesterol berlebihan, kurang aktivitas olahraga, dan tuntutan pekerjaan yang menimbulkan stress.
Seharusnya pola makan yang baik adalah 80% karbohidrat dan makanan berserat tinggi dan 20% protein.

Faktor pemicu lain adalah: merokok (berapa pun jumlah batang perhari), kegemukan, hipertensi, Diabetes mellitus (kencing manis), riwayat keluarga ada yang terkena serangan jantung atau stroke, kadar kolesterol tinggi, kadar HDL kolesterol yang rendah (kurang 40 mg/dl), pria berusia di atas 45 th dan wanita di atas 65 tahun.Gejala-gejala penyakit jantung koroner adalah: rasa tertekan (seperti ditimpa beban, nyeri, terjepit, diperas, terbakar) di dada, dan dapat menjalar ke lengan kiri, leher, dan punggung. Tercekik atau sesak selama lebih dari 20 menit. Keringat dingin, lemah, jantung berdebar, dan pingsan. Semakin berkurang dengan istirahat, tetapi bertambah berat dengan aktivitas.

Penyakit jantung koroner memang termasuk penyakit yang memudahkan timbulnya kematian. Di negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Singapura, serta negara berkembang seperti Indonesia misalnya, penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab kematian yang utama. Telah banyak orang yang meninggal karena penyakit ini, dan biaya perawatan untuk menyembuhkan pasien penyakit jantung koroner ini pun relatif mahal.

Jumat, 12 September 2008

Nama

Nama ..........

Apalah arti sebuah nama, begitu sering kali orang menyebut. Kadang bagi sebagian orang nama mempunyai arti biasa saja. Ketika kecil begitu juga saya, paling tidak suka ada orang menanyakan nama lengkap. Mengapa begitu? Karena pada waktu itu saya sendiri merasa aneh dengan nama yang diberikan ortu yang tidak umum. Walaupun ortu menjelaskan berkali-kali ketika ditanya mengapa memberi saya nama demikian. Konon kata ortu, dulu saya ketika dilahirkan terus di"buang". Maksudnya diserahkan pada orang lain sebagai syarat. Mengapa harus dibuang?
Ya, karena dua kakak saya yang lahir perempuan tidak berumur panjang, itulah sebabnya ketika kemudian saya lahir sebagai perempuan maka berlakulah tradisi 'pembuangan' tersebut. Itu dimaksudkan agar tidak seperti kedua kakak perempuan saya yang tidak berumur panjang. Lalu diberilah nama seperti nama orang bule, Wieke. Menurut orang-orang tua nama tersebut nama orang bule karena merasa janggal bagi etnis Jawa. Namun, sekarang nama tersebut lazim dan banyak diberikan untuk anak Indonesia.
Nama tersebut tidak lama melekat sebagai identitas, karena setelah diserahkan kembali 'dari pembuangan' ortu memberi nama yang berarti 'selamat' dalam bahasa Jawa disebut Wiludjeng. Maka nama tersebut melekat hingga sekarang.
Lalu mengapa saya ketika kecil tidak suka dengan nama tersebut?
Masa kecil, sebagai anak 'serdadu' ikut kemana ortu pindah tugas. Di Manado, teman-teman kecil sepermainan mempunyai nama yang bagus-bagus, setidaknya begitulah pandangan saya ketika itu. Shirley adalah satu nama yang saya sukai, yang waktu kecil menjadi nama boneka kesayangan. Sebenarnya Shirley adalah nama kakak kelas yang sangat populer, cantik, gaya, pinter dan kaya. Paling sering disebut sebagai teladan oleh guru dan teman-teman.
Namun berjalannya waktu, sekarang saya senang dengan nama identitas yang diberikan ortu tersebut. Apalagi sekarang tinggal dilingkungan orang-orang yang mengerti arti nama tersebut.
Beberapa hal lucu sering terjadi berkenaan dengan nama tersebut. Seperti ketika bersalaman dengan orang (jawa), saya memperkenalkan diri atau ketika bersalaman menyapa dengan menyebut nama tersebut. Orang atau rekan pasti menjawab 'pangestu ni pun' yang berarti berkat doa restunya. Itulah salam sopan menyapa sekaligus menanyakan kabar apakah baik-baik saja. Padahal sesungguhnya saya memperkenalkan diri. Bagi rekan yang mendengar jawaban orang yang disalami akan langsung tertawa dan berkata .........itu namanya ............