Makna Firasat
Hampir setiap akhir bulan ibuku sering berseloroh bahwa tangan kirinya mulai gatal. Tentu itu bukan karena digigit serangga atau apa, tapi hanya sebagai signal basa basi yang mengisyaratkan bahwa jumlah pensiun di rekeningnya akan bertambah. Yaa tentu benar karena setiap tanggal satu print-out beerinya menunjukkan pertambahan sebagai hak pensiun istri.
Tapi sering juga signal itu muncul pada waktu-waktu tertentu, dan pertanyaan yang selalu disebutnya adalah "wah siapa ya yang dapat rejeki?". Pertanyaan itu dapat berarti ibu mungkin juga akan memperoleh rejeki, biasanya berupa uang. Isyarat itu dapat dideteksi jika yang gatal adalah tangan sebelah kiri maka rejeki itu adalah milik ibu, tapi jika yang gatal adalah tangan sebelah kanan maka rejeki itu hanya akan lewat saja, milik orang lain dengan perantara ibu.
Ibuku sering sekali merasakan dan menyebut signal-signal seperti itu, mulai dari kedutan pada anggota tubuh, atau pertanda karena binatang, sering menjadi isyarat baginya berdasarkan pengalaman. Dan memang itu dalam pengalamannya selalu terwujud, percaya atau tidak signal itu akan muncul dalam bentuk peristiwa. Peristiwa apakah menyenangkan atau menyedihkan, termasuk bagaimana meminimalisir agar kejadian buruk tidaklah benar-benar buruk. Hai lucu sekali ...
Seperti suatu pagi bulan Juni yang lalu ibu merasakan bahwa tangan kanannya gatal, ....dia mengucap alhamdulillah karena yang gatal tangan kirinya. Dan tidak berapa lama ada tilpun dari adik di Medan yang mengabarkan bahwa gaji ke tiga belas untuk pensiunan akan dicairkan pada taggal 29 Juni 2009. Sebelum itu ternyata sudah ada sms dari adik di Samarinda yang mengirimi ibu uang, hanya karena sms dibuka sesudah menerima tilpun dari dari Medan.
Ketika ibu melihat ada kupu-kupu hinggap di gorden ruang tamu dan kupu-kupu itu sampai dua hari masih berputar-putar di ruang tamu. Ibu bilang "ada tamu dari mana ya....". Benar saja dua hari kemudian tamu dari Surabaya datang menginap di rumah.
Sebenarnya setiap orang memperoleh firasat tentang apa yang akan dialami. Bentuk wujud signal-signal yang menjadi firasat mungkin berbeda bagi setiap orang juga dalam menterjemahkannya. Ada yang mampu menafsirkan dengan jelas tapi kebanyakan tidak pernah memperhatikan signal-signal firasat yang mampir padanya.
Bagi orang yang mampu menafsirkan arti firasat bisa memberi konsekuensi menguntungkan atau sebaliknya. Jika firasat baik yang muncul dan kita dapat menafsirkan dengan benar maka akan sangat menyenangkan. Akan tetapi jika firasat buruk maka akan mendatangkan kecemasan atau ketakutan.
Semoga kita dapat mensyukuri kemampuan kita untuk mampu atau tidak mampu menafsirkan datangnya firasat baik atau buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar